Sabtu, 01 Juli 2017

SYAWALAN DALAM RANGKA MENJALIN SILATURAHMI ANTARWARGA
DI KAMPUNG GABUSAN DAN RENDENG KULON



GabusanNews - Hari Sabtu tanggal 01 Juli 2017 pukul 19.30 WIB bertempat di depan pos ronda kampung, warga Kampung Gabusan mengadakan syawalan. Acara syawalan dilakukan setiap tahun setelah Hari Raya Idul Fitri untuk menjalin tali silaturahmi antarwarga kampung. Acara ini dihadiri oleh Lurah Desa Timbulharjo Bapak Drs. Kandar dan Dukuh Gabusan Yolla Oktaviana, serta semua warga Kampung Gabusan RT 06,07, dan 08. Alunan musik hadroh mengiringi warga yang datang di acara tersebut. Syawalan dipandu langsung oleh saudari Jessy, dan pengajian diisi oleh Ustadz Drs. Agus Lipurwanto dari Dagan. Dalam tauziahnya, Uztadz Agus mengajak warga untuk saling hormat menghormati antar umat beragama. Selain itu, warga juga diajak untuk mempertebal iman dengan beribadah sesuai agama masing-masing. Acara syawalan di Kampung Gabusan dimeriahkan oleh kelompok Camdut Gabusan pimpinan Bapak Suprapto. Acara berakhir sampai pukul 23.00 WIB.


Di hari dan waktu yang bersamaan bertempat di jalan kampung perbatasan RT 02,03, dan 04, warga kampung Rendeng Kulon mengadakan acara serupa. Acara dipandu langsung oleh Bapak Ikhsan. Acara dihadiri oleh Dukuh Gabusan dan semua warga Kampung Rendeng Kulon RT 01,02,03, dan 04. Dalam sambutannya, Dukuh Gabusan menekankan syawalan sebagai media silaturahmi antar umat beragama dalam membangun toleransi dan kerukunan beragama. Selain itu, juga mengajak masyarakat untuk menjadikan perbedaan yang ada di tengah masyawakat sebagai aset kekayaan yang perlu dijaga karena kita semua adalah saudara, sebangsa. Acara berlangsung sampai pukul 22.00 WIB. 


MALAM MENYAMBUT HARI RAYA IDUL FITRI DIISI WARGA DENGAN TAKBIRAN


GabusanNews - Warga di tiga kampung yang ada di Pedukuhan Gabusan yaitu Kampung Gabusan, Rendeng Kulon, dan Suruhan mengisi kegiatan malam Idul Fitri dengan takbiran. Tepatnya tanggal 24 Juni 2017 malam hari warga mengarak maskot masing-masing. Maskot dari warga Gabusan dan Suruhan berupa miniatur Masjid yang ada di lingkungannya, sedangkan maskot dari warga Rendeng Kulo berbentuk Kabah. Masing-masing kampung menentukan rute yang akan dilalui sendiri karena ada yang menggunakan kendaraan ada juga yang berjalan kaki. Warga baik anak-anak, pemuda, dan orang tua sangat antusias mengikuti takbiran tersebut. Takbiran ini setiap tahun diselenggarakan oleh masing-masing kampung.